Definisi Sistem Informasi
Kesehatan adalah ”integrated
effort to collect, process, report
and use health information and knowledge to influence policy-making, programme action and research”.
Definisi ini mengandung arti
bahwa kita harus memproses data menjadi informasi yang nantinya diguankan untuk
penyusunan kegiatan atau program dan penelitian.
Terdapat 2 jenis pengumpulan data yaitu :
- Individual Based berasal dari kartu atau status rekam
medis yang direkapitulasi. Hasil rekapitulasi
ini dapat digunakan untuk kepentingan institusi dan juga untuk kepentingan masyarakat.
- Community Based berasal dari hasil surveillance atau
studi yang dilakukan
di masyarakat. Hasil –hasil tersebut dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat dan juga kepentingan individu.
Pemanfaatan informasi yang berasal dari Puskesmas
dapat berupa ;
1. Cakupan Program misalnya Cakupan
KIA , Gizi, Cakupan Imunisasi dll
2. Gambaran kunjungan di Puskesmas
3. Gambaran 10 penyakit terbanyak
berdasarkan umur dan jenis kelamin, penyakit menular dan penyakit tak menular ( Communicable
diseases , Non Communicable diseases )
4. Gambaran penyebab kematian
berdasarkan umur, penyakit menular dan penyakit tak menular ( Communicable diseases ,
Non Communicable diseases )
5. Gambaran penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi
6. Gambaran penggunaan obat di
Puskesmas
7. Gambaran hubungan antara pola
penyakit dan pola penggunaan obat
Pengumpulan data dari masyarakat dapat memberikan informasi
tentang :
1. Health determinants (sosioeconomi, lingkingan,
perilaku dan faktor genetic)
2. Masukan (inputs) untuk sistem
kesehatan dan proses yang berhubungan dengan penggunaan masukan seperti kebijakan, organisasi,
infrastruktur kesehatan, fasilitas dan peralatan, biaya, sumber daya manusia, pendanaan kesehatan dan
system informasi kesehatan
sendiri.
3. Performance or outputs (keluaran) dari keberhasilan atau
kegagalan sistem kesehatan seperti availability, quality dan penggunaan informasi kesehatan serta sarana kesehatan (utility).
4. Health outcomes (mortality, morbidity,
disability, well-being, disease outbreaks and health status)
5. Health inequities in
determinants, coverage and use of services, and outcomes, including sex, socioeconomic
status, ethnic group and geographical location.
Subsistem Manajemen Kesehatan
dalam Sistem Kesehatan Nasional , 2004 merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi
kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi , pengembangan dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi , serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung , guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Informasi kesehatan adalah hasil
pengumpulan dan pengolahan data yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan informasi kesehatan adalah 9 :
1. Mencakup seluruh data yang
terkait dengan kesehatan , baik yang berasal dari sector kesehatan ataupun dari berbagai
sektor pembangunan lain
2. Mendukung proses pengambilan
keputusan di berbagai jenjang adminsitrasi kesehatan
3. Disediakan sesuai dengan
kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan
4. Disediakan harus akurat dan
disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi
5. Pengelolaan informasi kesehatan
harus dapat memadukan pengumpulan data melalui cara-cara rutin ( yaitu pencatatan dan pelaporan) dan
cara-cara non rutin ( yaitu survai dll )
6. Akses terhadap informasi
kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku di bidang kesehatan dan
kedokteran .
7.
Untuk melakukan perhitungan-perhitungan cakupan , maka dibutuhkan
Indikator Indikator adalah :
1. Variabel yang membantu kita dalam
mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung ( WHO, 1981 )
2. Suatu ukuran tidak langsung dari
suatu kejadian atau kondisi . Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah
indikator bagi status gizi bayi tersebut ( Wilson & Sapanuchart , 1993 )
3. Statistik dari hal normatif yang
menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas , komprehensif dan
berimbang terhadap kondisikondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat ( Departemen
Kesehatan , Pendidikan dan
Kesejahteraan Amerika Serikat , 1969 )
Dari definisi tersebut di atas
jelas bahwa indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau
status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu
ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan , tetapi kerapkali hanya
memberi petunjuk (indikasi ) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (
proxy ). Misalnya insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien Puskesmas
hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda masyarakat . Indikator adalah ukuran yang
bersifat kuantitatif dan umunya terdiri atas pembilang ( numerator ) dan penyebut (
denominator ).
Dalam buku pedoman Indikator
Indonesia Sehat 2010 , maka klasifikasi indikator dikategorikan sebagai berikut :
1. Indikator hasil akhir yaitu
derajat kesehatan yang meliputi indikator mortalitas , indikator morbiditas dan
indikator status gizi
2. Indikator hasil antara , meliputi
indikator-indikator keadaan lingkungan , perilaku hidup masyarakat serta indikator indikator akses dan
mutu pelayanan kesehatan
3.
Indikator proses dan masukan , meliputi indikator pelayanan
kesehatan , sumber daya kesehatan , manajemen kesehatan dan kontribusi sektor-sektor
terkait
No comments:
Post a Comment